"Untukmu, keseribu kalinya.."
Hassan_The Kite Runner
"Mungkin ini tidak adil, tapi sesuatu yang terjadi dalam beberapa hari, kadang-kadang bahkan dalam sehari, bisa mengubah keseluruhan jalan hidup seseorang.."
Baba_The Kite Runner
|
Cetakan VIII, Desember 2009 |
The Kite Runner adalah buku kedua yang sa baca pada awal tahun ini. Itupun karena temanku mengembalikan, jadinya baru ingat kalo dah beli ini sejak tahun lalu. :hammer:
Ternyata, buku yang terlupakan ini telah lebih dari lima tahun pada daftar buku terlaris New York Times, dan diterbitkan pada tahun 2003 oleh Riverhead Books dan diterjemahkan dalam 42 bahasa yang berbeda. Ditulis oleh Khaled Hosseini. Novel pertamanya ini telah diadaptasi menjadi sebuah film dengan nama yang sama tahun 2007.
Eheemm..
Let's story begin..
Namanya Amir. Protagonis dan narator. Anak seorang terkemuka, yang disegani dan kaya. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Berasal dari etnis Pashtun. Senang mendongeng dan menulis dan impiannya menjadi penulis.
Namanya Hassan. Anak pelayan Baba, ayah Amir. Dia adalah teman masa kecil Amir terdekat. Walaupun buta huruf, tapi dia seorang yang cerdas. Keadaan membuat dia tak punya kesempatan untuk memiliki keberanian. Mungkin karena ia seorang Hazara, yang dijauhi etnis mayoritas. Digambarkan memiliki wajah boneka Cina, mata hijau, dan bibir sumbing. Sangat mengabdikan dirinya buat Amir, sahabatnya.
Mereka dibesarkan di rumah yang sama. Berbagi ibu persusuan yang sama. Tumbuh bersama di Kabul. Cerita ini berlatar Afganistan, jatuhnya monarki Afganistan melalui invasi Soviet, eksodus massa pengungsi ke Pakistan dan Amerika Serikat serta munculnya rezim Taliban. Walaupun tetap tumbuh di dunia yang berbeda. Namun hidup mereka saling berkaitan. Disatukan oleh buku dan layang-layang.
..
Dia menatapku. Butir-butir keringat mengalir dari kepalanya yang botak.
"Mungkinkah aku berbohong padamu, Amir agha?"
"Aku tak tahu. Mungkinkah?"
"Lebih baik aku makan tanah," katanya, terlihat tersinggung.
"Yang benar saja? Kau mau melakukannya?"
Dia menatapku bingung. "Melakukan apa?"
"Makan tanah kalau aku menyuruhmu," kataku.
"Kalau kau menyuruhku, aku akan melakukannya," akhirnya dia berkata, tatapannya tertuju tepat padaku.
"Tapi aku penasaran," Hasan menambahkan. "Mungkinkah kau menyuruhku melakukan hal semacam itu, Amir agha?"
Aku menyesal telah memulai percakapan ini.
Aku memaksakan sebuah senyuman.
"Jangan bodoh, Hassan. Kau tahu aku tidak akan melakukannya."
Hasan membalas senyumku. Hanya saja, senyumnya terlihat tulus. "Aku tahu," katanya.
..
Hingga terjadi peristiwa yang mengubah segalanya. Peristiwa yang menimpa Hassan. Sesudah Hassan berkata, "Untukmu, keseribu kalinya!"
..
Hassan tidak melawan. Dia bahkan tidak menangis. Kepalanya bergerak sedikit hingga aku bisa menangkap wajahnya sekilas. Melihat siratan keasrahan di sana. Ekspresi itu belum pernah kulihat sebelumnya. Ekspresi seekor domba.
..
Saat membaca kalimat di atas. Membuatku menghentikan bacaanku. Walaupun telah menonton filmnya terlebih dahulu, tetap saja bab ini membuat sa sedikit shock. Hingga membuatku menghentikan bacaanku dan melanjutkannya dua hari kemudian.
:((
Di sinilah awal inti masalah. Yang selanjutnya membuat Amir menderita insomnia pertamanya. Membuat Amir melakukan hal yang mungkin tidak sempat terpikirkan sebelumnya, yang mengakibatkan Hassan dan ayahnya meninggalkan rumah. Rasa bersalah dan penyesalan terus mengikuti sisa hidup Amir.
The Kite Runner adalah sebuah novel ikatan antara dua anak mengenai persahabatan, pengkhianatan, dan harga kesetiaan. Ini adalah tentang ikatan antara ayah dan anak, dan kekuatan kebohongan mereka. Ditulis terhadap sejarah yang belum diceritakan dalam fiksi sebelumnya. Menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan tanah dalam proses menjadi hancur. Tapi dengan kehancuran, Khaled Hosseini juga memberi kita harapan.
=========
"It's a story about fallible people who make mistakes and pay for it in all sorts of way. It's a story about people and their children. It's a story about people losing their homeland. It's about forgiveness. It's about honor and cowardice. "
-Khaled Hosseini-
[Ini cerita tentang orang yang bersalah dan menggunakan segala macam cara untuk menebusnya. Ini cerita tentang orang-orang dan anak-anak mereka. Ini cerita tentang orang-orang yang kehilangan tanah air mereka. Ini tentang pengampunan. Ini tentang kehormatan dan pengecut.]
"Karakter Amir dan ayahnya, hubungan mereka, dan hubungan antara Hassan dan Amir, semuanya dibangun dengan cermat dan meyakinkan. Hosseini, seorang doketr dari California, mungkin adalah satu-satunya penulis Afghan yang menulis dalam bahasa Inggris, dan novel pertamanya sukses menarik perhatian dunia."
-Library Journal-
"Sa lebih menghargai hidup. Bagaimanapun buruknya kondisi sekarang, ternyata masih jauh lebih baik dari kondisi tokoh yang hidup dalam novel ini. From Memories, There’s No Escape.."
-manrebook-